Aku menulis maka aku belajar

Monday, December 27, 2010

Malang


Kembali ke Malang setelah lebih dari 10 tahun meninggalkan kota ini menjadi suatu pengalaman yang berkesan. Banyak perubahan terjadi di kota Malang. Nyaris tersesat jika tidak beberapa kali melewati jalan-jalan yang dulu kerap saya lewati. Bangunan-bangunan megah berdiri menyesaki jalur-jalur pertokoan. Wajah bangunan-bangunan tua yang dulu saya kenali sudah beralih menjadi gedung-gedung megah dan "modern". Ada pula lahan-lahan hijau yang dulu menjadi tempat nongkrong dan bermain anak-anak kini telah beralih fungsi karena diduduki oleh mal raksasa yang menggeser lahan hijau dan lapangan olahraga.

Makin ke daerah pinggiran (dulu), tak lagi terlihat hamparan sawah hijau dan kuning. Kini berjejalan kompleks-kompleks perumahan dan real estate. Yang tentu saja mesti diikuti oleh sejumlah pembangunan fasilitas pertokoan, perkantoran, sekolah, dan SPBU. Yang pinggiran kini tak lagi di pinggir. Di pusat kota tak lagi terasa dingin kota Malang yang dulu menjadi salah satu penanda kota apel ini.

Membawa anak saya berkeliling kota Malang memaksa saya untuk mengingat kembali lekuk-lekuk kota Malang dan masyarakatnya. Anak saya pun cermat mendengarkan "ceramah" saya tentang kota Malang. Dulu papa sering lewat jalan ini. Dulu papa sekolah di sini. Dulu papa bermain di sini. Dan seterusnya. Sambil menceritakan secuil kenangan tentang kota Malang yang masih melekat dalam benak saya, saya pun menelusuri sejarah hidup saya di kota ini.

Panjang untuk diceritakan. Tapi saya pasti menceritakannya kepada anak saya. Agar dia pun belajar mencintai kota ini. Meskipun dia lahir di Jakarta dan dibesarkan di Ambon. Malang...
Read more ...

One Earth, Many Faces

One Earth, Many Faces