"Beta senang skali karena bapa pandeta bisa ada sama-sama deng katong. Su lama skali beta rindu acara bagini di kalangan katong orang-orang kacil. Bukan yang besar-besar, yang cuma diikuti oleh para elit," demikian seungkap rasa Haji Labuka, Imam Masjid As Salamah di kawasan Pohon Mangga, Air Salobar, Pulau Ambon.
Kami berbincang hangat sembari menikmati hidangan buka puasa bersama paguyuban masyarakat Pohon Mangga Air Salobar. Ada menu lontong dan sate, soto, dan penganan lokal buatan ibu-ibu di sana. Siraman hujan deras menahan kami dalam kehangatan percakapan yang panjang. Beta beruntung mendapat kesempatan ini sebagai Pembantu Rektor III UKIM yang memenuhi undangan mengikuti acara ini.
Haji Labuka menyatakan bahwa acara berbuka puasa semacam ini baru pertama kali dilakukan dengan melibatkan semua warga jamaah dari tujuh RT yang ada di kawasan tersebut. Kalau acara-acara sejenis yang mengundang para pejabat dari berbagai instansi sipil dan militer sudah sering dilakukan. Yang membedakan kali ini adalah partisipasi seluruh warga tanpa pengecualian. Pernyataan Imam Masjid As-Salamah makin ditegaskan dengan banyaknya warga jamaah yang memenuhi bagian dalam masjid. Hujan deras yang mengguyur sore itu tak membuat langkah-langkah mereka surut.
Acara buka puasa bersama ini diinisiasi oleh warga setempat yang lokasi tinggalnya berbatasan dengan komunitas Kristen Jemaat GPM Bethesda. Beberapa waktu silam sempat terjadi insiden saling lempar batu dari dua kelompok pemuda di situ. Momen buka puasa bersama ini pun hendak digunakan sebagai saat untuk merajut tali silaturahmi dan persaudaraan yang bagi warga setempat sangat dibutuhkan untuk terus mengikis kesalahpahaman-kesalahpahaman kecil yang dapat berujung pada bentrokan-bentrokan fisik berskala besar.
Paguyuban dua masyarakat ini merupakan bagian dari unsur-unsur masyarakat dalam program Polmas, yaitu pendekatan polisi dalam melaksanakan tugasnya dengan memfokuskan pada pemecahan masalah bukan semata-mata terhadap penegakan hukum namun bagaimana menyelesaikan atau mengurangi dampak masalah yang ada di masyarakat dengan cara melibatkan dan mengajak masyarakat yang peduli dengan keamanan dan ketertiban di wilayah, lingkungan dan tempat tinggal masing-masing dengan cara yang efektif dan efisien.
Terlepas dari upaya aparat kepolisian untuk menjadikan kawasan yang sempat "panas" pada masa-masa konflik Ambon silam ini sebagai kawasan yang makin kondusif, harus diakui bahwa pendekatan keamanan secara struktural-hierarkis tidak akan pernah bisa mengatasi akar-akar masalah kesenjangan relasi sosial di situ tanpa suatu keinginan dan keterbukaan untuk melakukan perjumpaan kemanusiaan.
Momen berbuka puasa bersama dengan melibatkan seluruh unsur-unsur sosial dua komunitas (Islam dan Kristen) di Air Salobar ini ternyata meninggalkan kesan mendalam tentang pentingnya pemikiran yang terbuka dan tindakan yang komunikatif untuk melampaui kecurigaan dan kesalahpahaman yang masih terasa residunya bagi dua komunitas tersebut. Momen ini menjadi perjumpaan kemanusiaan yang terasa bergerak menjauh dari dan tak lagi berada pada ranah-ranah abstraksi keagamaan yang kerap hanya menjadi slogan-slogan basi dalam khotbah-khotbah di rumah-rumah ibadah. Momen perjumpaan yang hangat, sehangat siraman kuah soto yang kami nikmati seraya bertukar cerita dan pengalaman.
Selamat menjalani ibadah puasa!
Aku menulis maka aku belajar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment